Bagi para kaum Hawa, tindakan sunat atau khitan tidak direkomendasikan karena mendatangkan risiko besar bagi kesehatan. Selain menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, khittan perempuan juga bisa menimbulkan pendarahan sehingga mengancam nyawa.
Namun begitu, tidak semua tindakan sunat membahayakan bagi perempuan. Ada suatu prosedur sunat yang secara medis dibenarkan dengan tujuan memperbaiki kualitas kesehatan. Tindakan khitan tersebut adalah membuka prepusium (kulup atau kulit luar) yang menutupi klitoris.
"Sebenarnya khitan bisa terjadi ketika prepusium menutupi klitoris, itu sangat menganggu. Karena kalau menutupi, maka perempuan tidak mempunyai daya rangsang seksual. Maka preposium yang lebar itu harus dibuka dengan cara dikhitan," kata dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes pada peluncuran Buku Khitan Perempuan:Dari Sudut Pandang Sosial, Budaya, Kesehatan, dan Agama, Selasa (27/07/10) di Universitas Yarsi, Jakarta.
Dr Artha bilang, proses pengkhitanan dilakukan dengan metode hoodectomy (pemotongan kulup), di mana proses ini bertujuan meningkatkan kepekaan dan kenikmatan seksual serta mempermudah perempuan untuk mencapai orgasme ketika berhubungan intim.
"Hal ini berlaku jika kulup sebegitu lebar sehingga menutupi klitoris yang mencegah bagian tersebut dari tersentuh penis pada saat berhubunagn seks," lanjutnya.
Namun, dr. Artha mengingatkan, prosedur ini tidak boleh dilakukan para perempuan dengan bentuk klitoris normal. "Pada kondisi normal, prepusium sudah cukup terbuka dan sudah cukup menerima rangsang. Apabila dibuka(dilukai) justru akan menganggu rangsangan yang diterima.
Berbeda dengan kulup penis pada pria, prepusium pada perempuan tidak menutupi total klitoris. Fungsi kulup ini adalah sebagai pelindung sehingga tidak perlu dibedah atau dihilangkan. Tetapi pada sekitar 50-60 persen perempuan, ada yang memiliki kelebihan jaringan pelindung pada organ sensitif tersebut.
Kelebihan tersebut bukan pada kulup primer, melainkan pada kulup sekunder yang terletak di bagian atas dan samping (lateral), dari mulai bagian apeks klitoris hingga ke labia minora.
Kelebihan jaringan inilah yang akan mengganggu kepekaan dan sensasi pada rangsangan seksual perempuan. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan prosedur perampingan prepusium guna memperbaiki rangsangan pada klitoris.
Namun begitu, tidak semua tindakan sunat membahayakan bagi perempuan. Ada suatu prosedur sunat yang secara medis dibenarkan dengan tujuan memperbaiki kualitas kesehatan. Tindakan khitan tersebut adalah membuka prepusium (kulup atau kulit luar) yang menutupi klitoris.
"Sebenarnya khitan bisa terjadi ketika prepusium menutupi klitoris, itu sangat menganggu. Karena kalau menutupi, maka perempuan tidak mempunyai daya rangsang seksual. Maka preposium yang lebar itu harus dibuka dengan cara dikhitan," kata dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes pada peluncuran Buku Khitan Perempuan:Dari Sudut Pandang Sosial, Budaya, Kesehatan, dan Agama, Selasa (27/07/10) di Universitas Yarsi, Jakarta.
Dr Artha bilang, proses pengkhitanan dilakukan dengan metode hoodectomy (pemotongan kulup), di mana proses ini bertujuan meningkatkan kepekaan dan kenikmatan seksual serta mempermudah perempuan untuk mencapai orgasme ketika berhubungan intim.
"Hal ini berlaku jika kulup sebegitu lebar sehingga menutupi klitoris yang mencegah bagian tersebut dari tersentuh penis pada saat berhubunagn seks," lanjutnya.
Namun, dr. Artha mengingatkan, prosedur ini tidak boleh dilakukan para perempuan dengan bentuk klitoris normal. "Pada kondisi normal, prepusium sudah cukup terbuka dan sudah cukup menerima rangsang. Apabila dibuka(dilukai) justru akan menganggu rangsangan yang diterima.
Berbeda dengan kulup penis pada pria, prepusium pada perempuan tidak menutupi total klitoris. Fungsi kulup ini adalah sebagai pelindung sehingga tidak perlu dibedah atau dihilangkan. Tetapi pada sekitar 50-60 persen perempuan, ada yang memiliki kelebihan jaringan pelindung pada organ sensitif tersebut.
Kelebihan tersebut bukan pada kulup primer, melainkan pada kulup sekunder yang terletak di bagian atas dan samping (lateral), dari mulai bagian apeks klitoris hingga ke labia minora.
Kelebihan jaringan inilah yang akan mengganggu kepekaan dan sensasi pada rangsangan seksual perempuan. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan prosedur perampingan prepusium guna memperbaiki rangsangan pada klitoris.
Comments