SELAMA orgasme dan berhubungan intim, oksitosin terus dikeluarkan dari dalam tubuh. Saat Anda bersandar dalam pelukan pasangan, mengecup bibirnya, atau hanya sekadar menggenggam tangannya, akan hadir perasaan puas, damai, dan rasa aman yang datang dari pasangan.
"Arus hormon ini untuk menyelamatkan apa yang dinyatakan mungkin hubungan singkat. Ini adalah hormon 'superglue' yang membuat kita terhubung satu sama lain dalam jangkau waktu yang lama, setelah gejolak awal kasih, dan nafsu telah kehabisan," papar Theresa Chrenshaw MD, dalam bukunya “The Alchemy of Love and Lust” yang dinukil dari Your Tango, Kamis (19/8/2010).
Lantaran mendatangkan perasaan saling memiliki satu sama lain, oksitosin yang dikenal dengan sebutan "hormon pelukan" itu akan muncul ketika Anda saling menyentuh, dan melakukan kegiatan intim satu sama lain. Sehingga tak heran perasaan ini kerap tidak Anda dapatkan ketika melakukan seks kilat.
"Hal ini membuat seks biasanya sangat sulit. Oksitosin menciptakan perasaan untuk orang lain. Pasti karena 'liburan' cepat, pengaruh oksitosin tidak selalu diterima," jelas Theresa.
Untuk orang-orang yang kurang rasa cinta, atau kurang berhasrat untuk mendapatkan keintiman dengan pasangan mereka, maka sentuhan tidak mungkin terasa baik.
Menurut Debby Herbenick PhD, seorang pendidik kesehatan seksual di The Kinsey Institute dan penulis buku Because It Feels Good:A Woman's Guide to Sexual Pleasure & Satisfaction, terkadang orang saling menyentuh satu sama lain, namun satu atau keduanya tidak merasa turn on karenanya.
"Pelepasan oksitosin tidak menjamin perasaan bergairah atau keintiman. Hal ini bisa jadi, Anda dapat merasa nyaman untuk disentuh, tapi tidak terangsang. Demikian pula jika oksitosin dilepaskan. Jika seseorang tidak merasa dekat atau percaya dengan orang yang menyentuhnya. Maka respons emosional (takut, kesal, dan sebagainya) dapat membuat pengalaman mereka tidak menyenangkan, atau peristiwa ini malah mematikan gairah mereka," tukas Debby.
"Arus hormon ini untuk menyelamatkan apa yang dinyatakan mungkin hubungan singkat. Ini adalah hormon 'superglue' yang membuat kita terhubung satu sama lain dalam jangkau waktu yang lama, setelah gejolak awal kasih, dan nafsu telah kehabisan," papar Theresa Chrenshaw MD, dalam bukunya “The Alchemy of Love and Lust” yang dinukil dari Your Tango, Kamis (19/8/2010).
Lantaran mendatangkan perasaan saling memiliki satu sama lain, oksitosin yang dikenal dengan sebutan "hormon pelukan" itu akan muncul ketika Anda saling menyentuh, dan melakukan kegiatan intim satu sama lain. Sehingga tak heran perasaan ini kerap tidak Anda dapatkan ketika melakukan seks kilat.
"Hal ini membuat seks biasanya sangat sulit. Oksitosin menciptakan perasaan untuk orang lain. Pasti karena 'liburan' cepat, pengaruh oksitosin tidak selalu diterima," jelas Theresa.
Untuk orang-orang yang kurang rasa cinta, atau kurang berhasrat untuk mendapatkan keintiman dengan pasangan mereka, maka sentuhan tidak mungkin terasa baik.
Menurut Debby Herbenick PhD, seorang pendidik kesehatan seksual di The Kinsey Institute dan penulis buku Because It Feels Good:A Woman's Guide to Sexual Pleasure & Satisfaction, terkadang orang saling menyentuh satu sama lain, namun satu atau keduanya tidak merasa turn on karenanya.
"Pelepasan oksitosin tidak menjamin perasaan bergairah atau keintiman. Hal ini bisa jadi, Anda dapat merasa nyaman untuk disentuh, tapi tidak terangsang. Demikian pula jika oksitosin dilepaskan. Jika seseorang tidak merasa dekat atau percaya dengan orang yang menyentuhnya. Maka respons emosional (takut, kesal, dan sebagainya) dapat membuat pengalaman mereka tidak menyenangkan, atau peristiwa ini malah mematikan gairah mereka," tukas Debby.
Comments